21 May 2011, 12:16am
Dak sebar kembang sigra minggah sanggar pamujan
mangsah semedi patraping semedi dadya donga pikuwat kanggo kupu kang suwek
swiwine sajroning ati
Pratandhaning gara gara, bumi gonjang ganjing, lindhu
sedina ping pitu, obahing jagat prakempa, samodra kadya kinocak, kopat kapit
pethite sang hyang anantaboga, gunung tarung padha gunung, akeh kayu sol
kaprapal, ambelasah katempuh ing latu mangalat – alat, sumukira sumundhul ing
antariksa, sumrambah kahyanganing jawata, kagyating hapsara – hapsari,
swaranira gumuruh lir gerah, tekap ing undar andir bawana, kawah candradimuka
kadya kinebur, padhola mangambak ambak, udan barat salah mangsa, bledheg thatit
aliweran, mubyar – mubyar pindha dhedhet erawati. Sumuking wardaya mahanani
daya prabawa dadi gara gara !!!
Anak Bajang menggiring angin naik kuda sapi liar ke
padang bunga, mengembalakan kerbau raksasa. Lidi jantan sebatang disapukan ke
jagad raya, dikurasnya samudra dengan tempurung bocor di tangannya. Di gelaran
sayap Garudayaksa, naik anak bajang ke bukit hardacandra janur gebang berayun
ayun, anak bajang berarak arakan dalam iringan panjang para pecangakan dan
kemamang di belakang, riang memanjang barisan warudoyong dan singabarong,
dhenokongkrong dan dadhungwinong berkebit kebit di ekor carubawor.
Paro petang bulan purnama lelap tertidur anak bajang
dekat perapian kundakencana, di belalai gading gajahmeta dan bisa permata
nagaraja dengan tikar daun runya
Di negeri atas angin, berhembus nafas naga giyani dan
mintuna meniupkan samirana dukula anak bajang terbang hinggap di pucuk mandira
menari nari bersama kukila. Di bawah perempuan menangis melahirkan pedang dari
luka luka kedukaan, sedih anak bajang bertanya bunda, ‘kenapa kaurobek kainmu
dengan darah sedang hendak merayap aku di antara dua bukitmu?’
Gelap pun gulita dengan empat nafsu cahaya, anak
bajang menyalakan dian teja darpasura, bumi bergoncang dahana menyala, jaladri
pecah, prahara melimbah limbah. Anak bajang dikejar dua manusia senjatanya pedang
emas, payung kecana menghadang disana raksasa, mulutnya berlumuran darah, ikan
berbisa, anak bajang meronta ronta menolak susu wanita yang menutup payung
hitamnya.
Gumuruh malam kumbang, ular jantan di kiblatan,
dipeluk petang jalanan catur denda, anak bajang menubruk sunya. Langit mendung,
hujan bintang, matahari padam, senyum bulan muram, kusuma terbang merebut
singgasana awan, bidadari turun telanjang di madu madu buah dadanya, menusu
anak bajang sekeras duka dukanya, tangis dan sorak gambiralaya lahir di
saptapratala, dunia tua berusia bayi muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar