Sekali lagi
Tuhan menunjukkan keagungan-Nya.
1 Mei, Meiday,
hari buruh sedunia tak ada hubungannya dengan tulisanku ini. Hari ini libur,
aku bosan di rumah dan memutuskan untuk pergi ke Moronge, sebuah kecamatan di bagian pulau Salibabu. Pekan Olahraga Daerah (POPDA)
Kabupaten Talaud tahun ini kecamatan Morongelah yang menjadi tuan rumah.
Beberapa anak-anakku yang termasuk dalam tim sepak bola dari kecamatan Damau
masuk babak final melawan tim dari kecamatan Gemeh. Maka hari ini sengaja aku
ingin datang menyaksikannya bersama rekan yang lain beramai-ramai. Pertandingan
berjalan sangat seru, ternyata menyaksikan pertandingan bola secara langsung sangat
berbeda dengan hanya menyaksikannya di televisi. Riuh suara suporter bersorak
sorai membuatku larut menikmati pertandingan yang selama ini tak ku sukai sama
sekali. Sampai terbesit di otakku, suatu saat aku harus menonton sepak bola di
sebuah stadion besar, pasti lebih seru lagi, setidaknya seperti pertandingan
antara PERSEBAYA VS AREMA lah. Pertandingan berakhir dengan skor 3 : 1 untuk
Gemeh, beberapa anak-anak sampai menangis tersedu-sedu menyesali kekalahan
mereka. Anak-anak ini, mereka benar-benar berusaha sekuat tenaga memenangkan
pertandingan ini, tapi sebuah pertandingan tentu harus ada yang menang dan
kalah, itulah kata-kata penghibur yang dilontarkan orang-orang dewasa untuk
mereka. Meskipun pada akhirnya tim kecamatan Damau hanya mampu membawa pulang
juara 2, kami tetap bangga pada mereka.
Sama seperti saat berangkat tadi pagi, pulang pun
kami menaiki perahu Bintang Peret. Perahu memulai perjalanan pulang sekitar
pukul 18.30 WITA dan sampai di pantai Peret pukul 20.00 WITA. Selama perjalanan
malam ini, sekali lagi Tuhan menunjukkan keagungan-Nya. Langit malam di
awal Mei ini sungguh menakjubkan,
berjuta bintang bertaburan di angkasa menyelimuti gelap lautan malam yang
begitu luas, suasana ini semakin menakjubkan dengan kehadiran bulan muda yang
melengkung tipis di ufuk timur mengantar kepulangan kami. Lautan ini begitu
luas, sungguh luas, dan gelap. Cahaya bintang tak mampu menerangi lautan.
Perahu-perahu kecil tak memiliki penerangan, mereka para anak buah perahu
selalu siaga dengan senternya, berdiri memperhatikan arah di depan perahu,
sesekali memberi tanda keberadaan kami pada perahu-perahu pencari ikan dengan
cahaya senter. Perahu-perahu pencari ikan pun sesekali memberikan tanda
keberadaan mereka dengan senternya. Perahu kami hening, anak-anak tertidur,
bahkan orang dewasa pun beberapa ada yang tertidur, aku dan beberapa yang
lainnya membisu menikmati pemandangan malam ini, mengagumi keindahannya,
terpukau dibuatnya. Tak lelah kepalaku mendongak ke langit. Benar-benar langit
malam yang begitu indah, menakjubkan, mempesona, menunjukkan kuasa-Nya.
Subhanallah...... tak henti hentinya terucap di dalam hati, Tuhan membawaku ke
tempat ini untuk menunjukkan kuasa-Nya, keagungan-Nya, agar aku semakin tunduk
pada-Nya, percaya, senantiasa mengingat-Nya. Ingin sekali kurangkum keindahan
malam ini, namun lensa kamera tak mampu menjangkau keindahan pemandangan malam
ini. Lagi-lagi Tuhan menunjukkan kuasa-Nya dengan mata ini, mata yang mampu
menjangkau keindahan malam ini. Sungguh betapa beruntungnya diriku. Terima kasih ya Allah ya Tuhanku. Ini
adalah awal Mei yang indah.
Kamis, 1 Mei 2014
Peret, 21:57 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar