"Kebanyakan nonton film korea itu bahaya. Yang ada
bikin hidup ngayal terus kayak balon gas ngambang."
Kalimat ini ku dengar dari sebuah film Indonesia yang tidak
istimewa. Namun kalimat inilah yang
justru istimewa, begitu mengena di telingaku. Bahkan sampai ku catat. Karena
aku merasa disindir olehnya. Balon gas ngambang apa bedanya dengan
layang-layang putus benang? Sepertinya kedua hal itulah aku.
Selama di sini aku suka sekali menikmati film-film drama
korea, saking sukanya aku bahkan rela tak tidur semalaman sampai pagi untuk
menyelesaikan episode per episodenya hingga kepala terasa pusing setelahnya.
Ini tak baik jadi jangan ditiru. Film korea penuh dengan emosi-emosi yang
bergejolak. Ini berguna sekali sebagai pembangkit emosi hatiku. Supaya emosi hatiku
tak monoton dan membosankan. Dan benar saja, terkadang bahkan seringkali aku
merasa seolah-olah aku ini sedang bermain dalam sebuah drama korea sebagai
tokoh utama. Apalagi jika ada lawan mainku yang menjadikan ini benar-benar
seperti sebuah drama korea. Salah seorang teman yang aku tidak mengenalnya
terlalu dekat secara nyata, namun terasa kami ini seperti teman baik, saling
mengenal hanya melalui tulisan. Bahasa tulisannya yang elegan, tidak biasa,
terlalu puitis hingga kadang aku tak mengerti, membuatku merasa benar-benar
seperti sedang bermain drama. Namun ia bilang aku mengerti bahasanya. Padahal
aku seringkali lebih banyak hanya diam. Jika pun berbicara aku lebih sering
heran dan memarahinya. Agak aneh memang. Tulisannya tak lain selalu tentang kesepian,
kesedihan, frustasi, dan obsesi, obsesi yang gila menurutku. Tak pernah ada
senyum dan tawa yang sebenarnya dalam tulisannya. Namun sepertinya ia menikmati
perasaannya itu. Berbeda sekali denganku, yang selalu tersenyum dan tertawa.
Hingga ada temanku dulu pernah mengira kalau aku ini tak pernah punya masalah.
Tak pernah punya wajah sedih. Menggemaskan sekali melihat orang yang menikmati
kesedihannya.
Kembali pada film korea. Aku menikmati sekali masaku
sekarang. Dalam film korea kebanyakan mereka selalu menceritakan kehidupan
seseorang sebelum masa pernikahan. Itulah masaku sekarang. Aku belum menikah,
belum terikat, aku melakukan apapun sesuka hatiku. Namun usiaku sekarang
mengharuskanku untuk segera mengakhiri masa ini, setidaknya sampai 1 atau 2
tahun ke depan. Ini berarti dramaku akan segera tamat. Seperti dalam film korea
yang seringkali diakhiri dengan pernikahan. Rasanya masa ini berjalan cepat
sekali, jika saja bisa, aku masih ingin berlama-lama berada dalam masa ini.
Sekali lagi aku benar-benar menikmati masaku yang sekarang ini. Waktu 1 atau 2
tahun itu tak lama. Aku benar-benar harus memanfaatkan waktu yang tersisa ini
dengan sebaik-baiknya. Membuat kenangan-kenangan indah sebanyak-banyaknya.
Sampai saat itu tiba, semua orang tolong bantu aku membuat kenangan-kenangan
indah itu.
Peret
Selasa, 10 Maret 2014
01:24 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar