Sabtu, 28 Februari 2015

"Kebanyakan nonton film korea itu bahaya. Yang ada bikin hidup ngayal terus kayak balon gas ngambang."

"Kebanyakan nonton film korea itu bahaya. Yang ada bikin hidup ngayal terus kayak balon gas ngambang."

Kalimat ini ku dengar dari sebuah film Indonesia yang tidak istimewa. Namun  kalimat inilah yang justru istimewa, begitu mengena di telingaku. Bahkan sampai ku catat. Karena aku merasa disindir olehnya. Balon gas ngambang apa bedanya dengan layang-layang putus benang? Sepertinya kedua hal itulah aku.
Selama di sini aku suka sekali menikmati film-film drama korea, saking sukanya aku bahkan rela tak tidur semalaman sampai pagi untuk menyelesaikan episode per episodenya hingga kepala terasa pusing setelahnya. Ini tak baik jadi jangan ditiru. Film korea penuh dengan emosi-emosi yang bergejolak. Ini berguna sekali sebagai pembangkit emosi hatiku. Supaya emosi hatiku tak monoton dan membosankan. Dan benar saja, terkadang bahkan seringkali aku merasa seolah-olah aku ini sedang bermain dalam sebuah drama korea sebagai tokoh utama. Apalagi jika ada lawan mainku yang menjadikan ini benar-benar seperti sebuah drama korea. Salah seorang teman yang aku tidak mengenalnya terlalu dekat secara nyata, namun terasa kami ini seperti teman baik, saling mengenal hanya melalui tulisan. Bahasa tulisannya yang elegan, tidak biasa, terlalu puitis hingga kadang aku tak mengerti, membuatku merasa benar-benar seperti sedang bermain drama. Namun ia bilang aku mengerti bahasanya. Padahal aku seringkali lebih banyak hanya diam. Jika pun berbicara aku lebih sering heran dan memarahinya. Agak aneh memang. Tulisannya tak lain selalu tentang kesepian, kesedihan, frustasi, dan obsesi, obsesi yang gila menurutku. Tak pernah ada senyum dan tawa yang sebenarnya dalam tulisannya. Namun sepertinya ia menikmati perasaannya itu. Berbeda sekali denganku, yang selalu tersenyum dan tertawa. Hingga ada temanku dulu pernah mengira kalau aku ini tak pernah punya masalah. Tak pernah punya wajah sedih. Menggemaskan sekali melihat orang yang menikmati kesedihannya.
Kembali pada film korea. Aku menikmati sekali masaku sekarang. Dalam film korea kebanyakan mereka selalu menceritakan kehidupan seseorang sebelum masa pernikahan. Itulah masaku sekarang. Aku belum menikah, belum terikat, aku melakukan apapun sesuka hatiku. Namun usiaku sekarang mengharuskanku untuk segera mengakhiri masa ini, setidaknya sampai 1 atau 2 tahun ke depan. Ini berarti dramaku akan segera tamat. Seperti dalam film korea yang seringkali diakhiri dengan pernikahan. Rasanya masa ini berjalan cepat sekali, jika saja bisa, aku masih ingin berlama-lama berada dalam masa ini. Sekali lagi aku benar-benar menikmati masaku yang sekarang ini. Waktu 1 atau 2 tahun itu tak lama. Aku benar-benar harus memanfaatkan waktu yang tersisa ini dengan sebaik-baiknya. Membuat kenangan-kenangan indah sebanyak-banyaknya. Sampai saat itu tiba, semua orang tolong bantu aku membuat kenangan-kenangan indah itu. 

Peret
Selasa, 10 Maret 2014
01:24 WITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar