Senin, 27 April 2015

Lambaikan Tangan ke Kamera



Lambaikan tangan ke kamera, ku tak sanggup lagi......
Ku ingin akhiri semua jika semudah itu......

Ketika kita adalah yang terkasihani.
Ketika kita menuntut keadilan.
Ketika keadilan disandingkan dengan kesyukuran.
Ketika menuntut keadilan itu dipersalahkan.
Adalah keharusan menjadi yang bersalah.
Ketika semuanya terlanjur berantakan.
Ketika penyesalan baru memperlihatkan wajahnya.
Menuntut keadilan memang tidak diijinkan.

Ketika nasi telah menjadi bubur.
Untuk dapat memakan nasi kembali.
Maka bubur yang terbentuk haruslah habis.
Waktu untuk menghabiskan bubur memang tak sebentar.
Namun itulah yang harus dilewati.
Hanya perlu yakin, bubur akan habis, dan nasi akan ada kembali.
Begitulah cara menghadapi nasi yang menjadi bubur.

Lambaikan tangan ke kamera....
Tak kuat dengan ini lagi......












Tidak ada komentar:

Posting Komentar